Suketiawan.com – Sore kemarin, tepatnya jam 16.00 WIB kami rombongan sengaja ingin melihat proses pembuatan tahu, makanan khas Bojonegoro, terutama tahu ledoknya. Namun kami tidak ke kampong ledok yang banyak pembuat tahu itu, tetapi kami ke kampong desa Tikusan, Kecamatan Kapas yang juga ada perajin makanan tahu itu.
Memasuki area dapur, nampak karyawan pembuat tahu yang sibuk mengolah kedelai yang bahan utama dari tahu itu. Kedelai yang sudah dikupas dicuci hingga bersih. Lalu, kedelai digiling dengan dicampur air hingga menyerupai tepung basah. Tepung itu lalu diendapkan hingga sehari dan selanjutnya dimasak menggunakan “wajan” besar.
Setelah sekitar satu jam, adonan itu didinginkan dan diperas menggunakan kain kasa. Hasil perasan tepung kedelai itu lalu diendapkan beberapa jam. Bagian atas akan berupa air yang biasa disebut cuka tahu, dan bagian bawah terdapat endapat seperti tepung lembek. Bagian bawah itulah yang diambil lalu diletakkan di atas papan cetak berukuran sekitar 1 meter persegi dengan ketebalan tepung lembek sekitar 2-3 cm. Setelah dingin, tepung cetakan kotak itu dipotong dengan kayu tipis berbentuk kotak-kotak kecil, hingga menjadi tahu.
Namun ada juga tahu yang langsung digoreng dan dipasarkan ke masyarakat dan dipasar. Bahkan beberapa waktu lalu ada festival Tahu yang dibuat gunungan setinggi tiga meteran.